
Minggu, 10 April 2011
di 13.05 0 komentar
Jumat, 01 April 2011
AJIAN KHUSUS MILIK PARANORMAL: AJI ANJAN KUMAYAN
Ajian ini sangat luar biasa dan milik khusus kaum paranormal. Sebab dengan memiliki ajian ini maka pengamalnya akan mendapatkan perewangan gaib yang bisa diperintah apa saja.Ajian ini harus digunakan secara bijaksana dan tidak boleh disalahgunakan untuk kejahatan. Bila diamalkan di kuburan, maka arwah orang yang baru saja meninggal pun akan masuk kembali ke raganya sehingga dimungkinkan tubuhnya akan bangun lagi untuk sesaat. Bila berhasil menjalani ajian ini ia akan mendapatkan dua pembantu gaib (perewangan) yang sangat penurut dan dibutuhkan untuk tugas-tugas keparanormalan. Ajian ini biasanya dipraktekkan pada tepat jam 12 malam untuk membantu orang lain yang memerlukan pertolongan.
Cara mengamalkan ajian Anjan Kumayan sebagai berikut:
Puasa 40 hari, berbuka puasa satu kali pada jam 12 malam. Setelah selesai puasa, maka dilanjutkan dengan ngebleng 7 hari 7 malam. Mulai puasa pada hari Rabu Pon.
Untuk mempraktekkan ajian ini baca mantranya sebagai berikut:
INGSUN AMATEK AJIKU SI ANJANG KUMAYAN SHOLLALLAHU ALAIHI WASSALAM, ANJANKU ONO WETAN AKU ONO KIDUL, ANJANKU ONO KIDUL AKU ONO KULON, ANJANKU ONO KULON AKU ONO LOR, ANJANKU ONO NDHUWUR AKU ONO NGISOR, ANJANKU ONO NGISOR AKU ONO TENGAH.
DATLAT ORA KATON, DATLAT ANJAN SING KATON, ANJAN SIRO SUN KONGKON …… (Sebutkan keperluannya).
KUMAYANKU ONO WETAN. AKU ONO KIDUL, KUMAYANKU ONO KIDUL AKU ONO KULON, KUMAYANKU ONO KULON AKU ONO LOR, KUMAYANKU ONO LOR AKU ONO NDHUWUR, KUMAYANKU ONO NDHUWUR AKU ONO NGISOR, KUMAYANKU ONO NGISOR AKU ONO TENGAH.
KUMAYAN ABANG, KUNING, PUTIH LAN KUMAYAN IRENG, DATLAT ORA KATON. DATLAT KUMAYAN SING KATON. KUMAYAN SIRO DAK KONGKON …….(Sebut keperluannya)
sumber@http://wongalus.wordpress.com/category/aji-anjan-kumayan/
di 01.30 0 komentar
AMALAN DARI RASULULLAH SAW, AGAR TERLEPAS DARI KEMISKINAN
Mungkin ini artikel dan Amalan yang sudah banyak orang tahu, dan sedikit saya beberkan yang mungkin akan menjadi tambahan ilmu dan juga menjadi tambahan bagi koleksi perpustakaan dari Kampus kita ini, yang mana amalan ini saya pribadi belum melaksanakannya, karena satu dan banyak hal emang gak ada niat kearah sana, mungkin Allah SWT belum mengizinkan saya untuk mengamalkannya, berikut sepenggal kisah nya : Rasulullah bertemu dengan salah seorang sahabatnya.
Bagaimana keadaanmu hari ini wahai fulan?”, tanya Rasulullah pada suatu hari kepada salah seorang sahabatnya. “Alhamdulillah, baik ya Rasulullah, tapi kalau boleh kami mengadukan kepadamu, kami masih mengalami kekurangan dalam hal ekonomi”. “Oh ya, kalau demikian menikahlah,” kata Rasulullah SAW. “Tapi Ya Rasulullah…bukankah kami sudah beristri,” Jawab Rasulullah: “Ya … nikahlah”. Hal yang demikian terjadi sampai sahabat tadi sudah beristri dengan tiga orang wanita, tapi jawaban Rasulullah tetap sama.
Maka pada lain kali ketika sahabat tadi berjumpa kembali dengan Rasulullah, keadaannya sudah berubah jadi berkecukupan dengan memiliki empat orang istri. (Al-Hadits)
Sepenggal kisah dialog antara Rasulullah dengan sahabat tadi barangkali cukup menggelitik untuk diambil pelajaran. Pelajaran yang dapat diambil dari kisah hadits ini paling tidak ada beberapa hal:
Pertama, nilai ketaqwaan Indikasi ini dapat dilihat dari kesiapan sahabat tadi untuk
mengikuti dan mematuhi perintah Rasulullah. Artinya selera dan keinginan hawa nafsu disesuaikan dengan keinginan dan kemauan Allah dan RasululNya. “Maka demi Allah yang jiwaku ditanganNya. Tidak sempurna iman seseorang diantara kamu sampai menjadikan hawa nafsunya mengikuti apa yang aku bawa.” (HR.Bukhari).
Dengan kesiapan moral yang demikian, banyak kita temukan peristiwa yang menakjubkan. Dalam kisah yang ditemukan diantara para sahabat, Abu Bakar Ash Shiddiq misalnya, mampu menginfaqkan seluruh hartanya, Ali bin Abi Thalib mampu tidur di tempat tidur Rasulullah ketika Rasulullah dalam kepungan musuhmusuhnya pada peristiwa hijrah. Dan kejadian-kejadian itu akan terus terjadi dalam kehidupan kita ini jika kita menjadikan taqwa
sebagai basis dalam semua permasalahan.
Barangkali akan aneh dalam kehidupan modern sekarang ini, seorang istri pertama melamarkan istri kedua untuk suaminya, Jawaban semua itu ada pada kesiapan, mendahulukan kepentingan Allah dan RasululNya. ”Barang siapa bertaqwa kepada Allah niscaya Dia kan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangka” (QS.At-Thalaq/65:2-3).
Kedua, nilai keluwesan & keluasan Syariat Islam Keluwesan Islam, artinya bahwa ajaran dan nilai Islam dapat dilaksanakan dan diterapkan pada semua kondisi masa lalu dan masa kini. Syariat Islam sangat cocok untuk hidup dan kehidupan di dunia dan baik bagi semua manusia, laki-laki dan wanita, orang kaya dan orang miskin. Barangkali untuk contoh diatas, bahkan seorang yang nota bene adalah miskin, justru dianjurkan untuk menikah
kembali oleh Rasulullah. Keluasan Islam tidak akan ditemukan jika hanya didekati dengan
pemikiran (akal) saja, akan tetapi harus dipadukan antara hati (iman) dan akal sehat. Sebab kemampuan otak manusia sangat terbatas, dan banyak persoalan yang tidak dapat diselesaikan hanya dengan pendekatan keilmuan saja. Sebagaimana sabda Rasulullah, “Tiga golongan yang berhak mendapatkan pertolongan dari Allah Ta’ala yaitu budak yang berjanji menebus dirinya dari majikannya dengan penuh iman kepada Allah, maka Allah mewajibkan diriNya untuk membelanya dan membantu seorang laki-laki yang ingin menikah
supaya menjauhkan diri dari hal-hal yang diharamkan Allah (zina), maka Allah mewajibkan diriNya untuk menolong dan memberinya rezeki”. (HR.Dailami)
Dalam hal poligami misalnya, dorongan seks itu ada pada semua laki-laki, baik dia kaya maupun miskin, sebab memang demikianlah fitrah penciptaan manusia. Ingatkah kita, ketika seorang sahabat mengadukan kepada Rasulullah bahwa dia telah melakukan
hubungan suami istri pada siang hari di bulan Ramadhan. Siapakah sahabat tadi, “ternyata” seorang yang kehidupan ekonominya paspasan, Kifarat yang seharusnya dia bayar adalah infak kepada fakir miskin-orang lain-, akhirnya kembali jatuh kepada dirinya sendiri.
Memang demikianlah adanya, Islam itu indah. Jika ada orang takut kawin (karena) alasan materi, Allah menjawab dalam Al-Qur’an: “Dan kawinilah orang-orang sendirian diantara kamu, dan orang-orang yang layak (kawin), dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan perempuan.
Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan karunia-Nya, Dan Allah Maha luas (pemberianNya) dan Maha Mengetahui,”. (QS.An-Nur/24:32).
Dari Sa’id bin Jubair, ia berkata: “Ibnu Abbas bertanya kepadaku:
“Apakah engkau telah menikah?” Aku menjawab “Belum”, ia berkata: ”Menikahlah, karena sesungguhnya sebaik-baik orang Islam adalah yang lebih banyak istrinya” (HR. Bukhari dan Ahmad).
Ketiga, nilai sosial kemasyarakatan Perubahan tingkat ekonomi sahabat dalam kisah diatas diduga adalah ketika Allah mempertemukan sahabat tadi dengan istri keempatnya yang seorang pengusaha. Artinya barangkali hikmah yang ingin Allah dan Rasul ajarkan adalah adanya suatu kehidupan yang saling melengkapi antara satu dengan lainnya.
Sementara firman Allah SWT.: ”Kaum laki-laki adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (wanita)…” (QS. An. Nisa/4:3-4)
Kehidupan rumah tangga antara suami istri adalah kehidupan hubungan timbal balik yang saling melengkapi dan menyempurnakan. Maka ketika seseorang belum memiliki pasangan, berarti belum sempurna hidupnya, sebab nikah itu separoh dari agama, bahkan kesempurnaannya dikaitkan dengan kehidupan beragamanya. Sebagaimana sabda Rasulullah “Barangsiapa yang dikarunia seorang Istri yang solehah berarti ia telah membantunya menyempurnakan setengah dari agamanya, maka hendaklah ia bertaqwa kepada Allah pada setengah yang lainnya”. (HR.Anas bin Malik r.a)
Lantas pertanyaan kebanyakan para suami pasti kalau menambah istri lagi, lalu bagaimana dengan nafkah kepada anak dan istri-istrinya ? Satu saja sakit apalagi dua, tiga atau empat. Maka orang yang secara materi tidak berkecukupan tapi akhlaknya baik, dan layak kawin harus yakin, Allah akan memampukan mereka dengan karuniaNya (QS.Qn-Nur:32)
Poligami sebagai salah satu dari ketentuan Allah yang dihalalkan bagi kaum laki-laki dan tentunya pasti berguna bagi para perempuan. Karena sunnatullah sepanjang zaman, perempuan akan selalu lebih banyak jumlahnya dari laki-laki, maka jangan menganggap poligami itu keuntungan atau kesenangan bagi kaum laki-laki, tetapi merupakan beban tugas berat yang mulia bagi kaum laki-laki yang harus dihadapi dalam rangka berbagi-bagi kepemimpinan kepada perempuan – perempuan lain yang membutuhkan kepemimpinannya agar berprestasi menjadi khalifah Allah di muka bumi. Maka suami tidak boleh menganggap bahwa jika dia menghadapi kesulitan hidup dengan seorang istri, maka akan lebih sulit lagi kehidupannya bila dia beristri lagi (pindah
tugas baru), artinya setelah tugas pertama selesai dan sukses atau bisa mensolehahkan atau mengislamkan perasaan istrinya.
Maka seorang istri juga dituntut berbuat adil ketika memiliki seorang suami yang siap menjadi pemimpin, tentunya secara kesalehan sosial dan tidak monopoli, sebaiknya harus mau berbagi kepemimpinan suaminya kepada perempuan lain yang membutuhkan kepemimpinannya
sumber@yoesiraone@yahoo.co.uk
di 01.27 0 komentar
ILMU PANCAWARNA TUNGAL JATI
assalamu alikum warohmatullah waborakatu..
alhmdulillah puji syukur khadirat Allah subhanahu wata’ala,,
. Awal mula saya medptkn ijazahan ilmu ini,,sya dptkan dari,,,MUHAMMAD IDRIS NAWAWI tajul alam… dan beliau lah yg mnulis cerita ini,, asal mu’asal dari ilmu pancawarna tunggal jati,,, saya hanya mneruskan pnulisan cerita beliau,ke saudar2 agar bisa dnikmati bersama,menjadi bahan pengetahuan qita akan ilmu2 warisan leluhur bangsa indonesia,,,
mhon mv jika ada yg salah dlam penulisan ini,,, ini hanya sarana pengetahuan saja,,, klo mo percaya moggo.. jika tidak juga mnggo…
Kala kehancuran Majapahit telah diboyong oleh Demak Bintoro, dan peradaban Hindu kian menyusut oleh ajaran Islam, seorang resi agung yang dahulunya menjadi panglima kerajaan Majapahit datang menemui Resi Wanayasa Agung Bimantara Cakra Bumi (julukan Mbah Kuwu Cakra Buana, kala itu) beliau adalah mantan panglima besar Damar Wulan.
Setelah sembah sujud dihadapannya, Damar Wulan, langsung menghaturkan maksud dan tujuannya:
“Duhhh…… Rayi…terimalah hamba sebagai muridmu, sesungguhnya jeng Nabi Muhammad SAW, telah mendatangiku untuk memohon Syafaatmu yang membawa kebajikan dunia akherat, berilah hamba setetes ilmumu wahai putra Siliwangi”.
Lalu Mbah Kuwu Cakra Buana, menengadah wajahnya ke atas dan dilihatnya di alamul Lauh Mahfudz, nama Damar Wulan, telah tercatat sebagai Insanul Jannah di akhir hayatnya kelak. Maka beliaupun men-Syahid Damar Wulan, dan diberikannya ilmu ke Ma’rifatan berupa “Pancawarna Tunggal Jati”.
Selang seminggu kemudian Damar Wulan, datang kembali menemui gurunya Mbah Kuwu Cakra Buana: “Wahai Wali Allah,,,sungguh mulia sekali ilmu Pancawarna Tunggal jati, yang kau berikan kepadaku….. Dahulu saya berpikiran bahwa ilmu yang ada padaku sudah kurasa cukup, namun dengan adanya ilmu Pancawarna Tunggal Jati, semuanya tiada berarti sama sekali. Kini aku sudah maujud dengan apa yang ku cari selama ini, semoga pulau Jawa, akan menjadi bagianmu kelak”. Lalu Damar Wulan-pun menghilang dan tidak pernah kembali lagi.
Dikisahkan pula pada abad 14, dimana para WaliSongo, sudah menduduki maqomnya masing-masing, salah satu dari putra Prabu Siliwangi, yang bernama Kian Santang, malah sebaliknya bertolak belakang dengan sifat kakaknya Prabu Walang Sungsang atau Mbah Kuwu Cakra Buana, yang terkenal arif dan bijaksana.
Kian Santang, dengan jiwa mudanya selalu berambisi untuk menjadi orang No-1 dalam ilmu kesaktian, beliau juga tak segan menantang siapapun yang dianggapnya sakti, baik yang berasal dari aliran putih maupun hitam. Bahkan dimana beliau kedapatan kabar, ada salah satu orang sakti di suatu daerah, beliau langsung mendatanginya untuk mengadu ilmu kesaktian.
Tak jarang para resi dan pertapa lainnya menjadi tumbal kesaktiannya juga para jawara maupun pembunuh bayaran yang benci akan ulahnya tak luput kena getahnya pula.
Hingga di suatu hari beliau kedapatan informasi bahwa di daerah Mekkah, ada salah satu jawara pilih tanding yang terkenal akan kesaktiannya. Tanpa buang waktu beliaupun langsung terbang menuju arah yang dimaksud.
Disini Allah SWT, telah menunjukkan jalan terang baginya, karena sesungguhnya yang di cari Kian Santang, adalah Saiyidina Ali RA, Sahabat Nabi Muhammad SAW, yang kurun dan waktunya sudah jauh berbeda.
Namun atas keagungan-Nya… Saiyidina Ali RA, diturunkan kembali ke bumi untuk membuka hidayah baginya menuju jalan yang di ridhoi Allah SWT.
Sesampainya di tanah suci Mekkah, Kian Santang, langsung bertanya kepada seorang kakek pembawa tongkat: “Wahai kisanak,,,,taukah anda dimana tempat tinggalnya Ali, yang katanya mempunyai ilmu kesaktian luar biasa?”
Yang ditanya diam saja dan sambil menancapkan tongkatnya ke tanah, sang kakek tadi langsung meninggalkan Kian Santang, seorang diri.
Dalam hati Kian Santang, berkata!! Pasti orang ini tahu dimana Ali, berada, maka di kejarlah kakek tadi: “Wahai kakek jangan bikin aku gusar,,,,tolong katakan di mana rumah Ali”. Dengan nada kasar.
“Wahai anak muda, memang aku tahu di mana Ali, berada, namun tolong ambilkan tongkatku,,,aku lupa membawanya” sambil sang kakek menunjuk tongkatnya yang beliau tancapkan tadi.
Kian Santang, dengan entengnya mendatangi tongkat sang kakek, yang tak lain adalah Saiyidina Ali RA, sendiri,,,, Beliaupun langsung mencabutnya. Namun……….apa yang terjadi…..Jangankan tongkat itu tercabut,,,bergerakpun juga tidak.
Berkali-kali Kian Santang, merapalkan ajian untuk bisa mencabut tongkat itu namun semuanya sia-sia. Tahu siapa yang dihadapinya saat ini,,,, beliaupun langsung sujud di kaki Saiyidina Ali RA.
“Wahai kisanak,,,aku mengaku kalah dan ijinkan aku pulang”
Dengan rasa malu Kian Santang, langsung cabut diri, beliau merapalkan ajian terbangnya. Namun lagi-lagi ilmu yang di milikinya tak bisa membawanya pulang. Bahkan bukanya dia langsung raib seperti biasanya, malah sekarang dirinya seperti katak sedang berjongkok, diam dan masih di tempat semula.
Dengan tersenyum Saiyidina Ali RA, berkata: “Kisanak, bila engkau ingin pulang, ada satu ilmu yang bisa menghantarkanmu sampai ke pulau Jawa”.
Merasa dirinya ada harapan,,,, maka di turutilah ucapan sang kakek tadi dan setelah keduanya singgah di salah satu bangunan tua, Saiyidina Ali RA, yang sudah mengenalkan jati diri kepada Kian Santang, mulai mengajarkan Kalimat Syahadatain dan Hakikat Bismillahirrohmanirrohiim.
Selang beberapa hari kemudian Saiyidina Ali RA, menyudahi pengajarannya:
“Wahai Andika, kini sudah saatnya kau pulang, carilah orang yang tubuhnya bercahaya (Nur ke- Walian) berikanlah sorban dan batu ini (kenanga lonjong) padanya, sesungguhnya dialah bagian dari darah putraku Husen. Mengabdillah padanya”.
Dengan menghaturkan sembah bakti, Kian Santang, langsung terbang menuju pulau Jawa. Siang malam beliau terus mencari orang yang bakal menjadi gurunya kelak, rasa haru dan ingin segera bertemu membuatnya haus akan Islam semakin bertambah.
Berbulan-bulan beliau terus mencari dari satu tempat ke tempat lainnya, namun apa yang dicarinya belum juga di ketemukan. Teringat akan kakandanya yang sudah lebih dulu masuk islam, beliaupun langsung mendatanginya guna minta petunjuk atas ciri dari orang yang selama ini di carinya.
Tepatnya pada malam 10 As-Syura tahun 1421M, dimana masjid Agung Sang Cipta Rasa Cirebon, sedang menggelar Tasyakkur Akbar, atas pergantian tahun Islam, ditengah keramaian umat manusia, seberkas cahaya terang benderang telah menahan kaki Kian Santang, yang akan menuju rumah kakandanya. Ya….Cahaya itu datangnya dari dalam masjid Agung.
Dengan hati berdebar Kian Santang, membelokkan langkahnya menuju pintu dalam masjid, semakin dekat cahaya itu semakin menyilaukan matanya hingga beliau tak sadar kakinya terjatuh atas banyaknya orang yang berlalu lalang di dalam masjid.
Secara spontan Kian Santang, berkata sangat keras!!: “Wahai Nurulloh…..Wahai Waliyulloh….Wahai Ma’rifatulloh…Wahai orang yang mempunyai darah Saiyidina Husen!!!!” Tak ayal ucapannya ini membuat semua orang yang hadir tertuju padanya.
Dengan keadaan masih terduduk karena terjatuh tadi, tiba-tiba Mbah Kuwu Cakra Buana, sudah berada dihadapannya.
Melihat keyakinannya yang begitu matang serta perjalanannya yang cukup lama dalam mencari seorang guru Mursyid, Allah- pun membutakan mata kasarnya dan menggantinya dengan hati Muthmainnah keagungan, sehingga sewaktu melihat apa yang ada di hadapannya saat itu, beliau hanya melihatnya Nur (cahaya ke Walian) yang begitu besar dan agung.
Kian Santang, langsung menubruknya sambil menangis hesteris: “Ya Allah, jadikanlah aku muridnya, dan jadikanlah aku dalam Syafaatnya, sesungguhnya aku tak mampu jauh darinya, Kau sudah menemukan apa yang aku cari selama ini, satukanlah diriku dengan guruku selama-lamanya”.
Dengan perkataan Kian Santang, barusan, semua yang hadir langsung berucap “Asyhadu Anlaa Ilaha Illalloh, Wa Asyhadu Anna Muhammadan Rosululloh!!” Kalimah inilah yang biasa di pakai para Waliyulloh, dimana ada salah satu orang yang diangkat derajatnya menjadi Waliyulloh A’dzom.
Setelah sorban dan batu Kenanga Derajat, pemberian Saiyidina Ali Ra, diserahkan kepada kakaknya, Kian Santang, mulai mengabdi. Dan sejak itu pula beliau tidak pernah satu kalipun memanggil Mbah Kuwu Cakra Buana, dengan panggilan kakak, melainkan beliau memanggilnya dengan sebutan, Syaikhun Kamil atau Syeikhina Ruhul ‘Adzom.
Lima belas tahun Kian Santang, mengabdi kepada kakandanya, dan selama itu pula beliau tidak pernah berani menanyakkan sesuatu apapun kecuali gurunya sendiri yang meyuruh.
Pada suatu malam Mbah Kuwu Cakra Buana, memanggil adiknya Kian Santang: “Adikku….kau kini boleh pergi,,,kurasa ilmumu sudah cukup, sebarkanlah Islam, sebagaimana Rosululloh SAW, mengajarkan pada umatnya”.
“Bila selama kau ikut denganku ada yang musykhil atau kurang paham, katakan saja padaku sehingga hatimu bersih dari sifat Tadbir/hayalan” Dan dengan sifat khiidmat, Kian Santang-pun bertanya secara hati-hati.
“Guruku yang di hormati Allah, memang benar apa yang Syeikh, katakan tadi, sesungguhnya selama ini ada ganjalan yang selalu membebani hatiku. Bila Syeikh berkenan menjawab, saya hanya ingin tahu amalan atau ibadah yang bagaimana sehingga sewaktu pertama kali ku bertemu, tubuh Syeikh sangat bersinar terang. Dan mengapa Saiyidina Ali RA, mengatakan bahwa Syeikh,, bagian dari darah Saiyidina Husen” .
Dengan senyum mengembang, Mbah Kuwu Cakra Buana, menerangkannya: “Adikku, siapapun itu orangnya, bila kita telah diakui oleh alam semesta, niscaya maqomatlah yang menjadi baluran bajunya, dan dimana mereka ditempatkan, maka semuanya tunduk atas karomahnya, tak lain semua itu berawal dari derajatku sendiri, Pancawarna Tunggal Jati”.
“Allah, telah menempatkan Asbabnya masing-masing, dan Allah, tidak pernah melihat hambanya dengan ibadah lahir maupun ilmu kulit, melainkan Allah, akan selalu melihat hambannya dengan cara ketundukkan hamba itu sendiri sebagai Thobaqo Antobaqnya manusia terhadap Tuhannya. Sebagai ahli Jawa, Allah, telah mengutus Malaikat Jibril AS, yang di sampaikan kepada Nabiyulloh Hidir AS, guna menjumpaiku, dengan memberikan ilmu Pancawarna Tunggal Jati. Ilmu ini bagian dari sastra alam semesta, dimana ilmu ini telah menyatu, maka seluruh alam semesta tunduk dalam genggaman tangan (Quthbul Muthlak)”
“Sedangkan mengapa Aku di sebut sebagai titisan darah Saiyidina Husen. Semua tak lain, karena keturunanmu dan keturunanku bukan dari jalurnya melainkan dari Hyang Wisnu dan Batara Brahma. Namun sejak zaman Nabi Adam AS, hingga kini, Allah, telah menempatkanku ditengah jalan keduanya, yaitu menikahkan putriku Pakungwati (dari keturunan Batara) dengan Syarif Hidayatulloh (dari keturunan Islam) sehingga dengan bersatunya kedua aliran ini tidak ada suatu perbedaanpun diantara keduannya untuk menuju Allah SWT.
Disela perpisahannya Mbah Kuwu Cakra Buana, mengijazahkan ilmu “Pancawarna Tunggal Jati” kepada adiknya tercinta Kian Santang. Inilah bunyi ilmu Pancawarna Tunggal Jati.
-Bismillahirrohmanirrohiim.
Pancawarna Tunggal Jati, Angklik Jati Gamparan Gilang Kencana. Kedosan jadi rasa. Wong sejagat buana surem kabeh. Gemebyar……Kaya Lintang Raenaya. Mencorong kaya bulan tanggal empat belas. Nurbuat cahayane para Malaikat. Nur cahya nure Kanjeng Nabi Muhammad SAW. Nur eka nure para Nabi. Nur asih nure para Wali. Nur sejati neng badan kaula. Yang artinya sebagai berikut:
“Pancawarna Tunggal Jati, jadi wasilah dari segala wasilah yang sangat di muliakan. Apa yang kita harapkan jadi nyata. Orang sedunia tunduk semua. Badanku bersinar terang seperti terangnya bulan tanggal empat belas. Peganganku adalah cahayanya Malaikat. Peganganku adalah cahayanya Kanjeng Rosululloh SAW. Aura yang ada di dalam tubuhku adalah Nur nya para Nabi. Aura pengasihanku adalah Nur nya para Wali. Dan semua Nur yang ada di alam semesta adalah kepunyaanku”.
pnebusan dengan tata cara sebagai berikut:
-Wajib berpuasa sunnah selama 1095 hari atau selama 3 tahun lamanya, mengecualikan hari raya dan Tasyrik.
-Setiap malamnya amalan ini wajib di baca sebanyak 707x.
-Setiap buka dan sahur diharuskan makan tanpa bernyawa.
sumber@Herman Wawan hermanwawan1@gmail.com
di 01.19 0 komentar
Jumat, 25 Februari 2011
PENYELARASAN ASMAK SIR LANGIT
ALAM PAMUJI RAHAYU KATUR DULUR-DULUR KWA SELURUH NUSANTARA. INSYA ALLAH KALAU MASIH ADA UMUR PANJANG.
SAYA AKAN MENGIJAZAHKAN ASMAK SIR LANGIT, DI ACARA GATHERING JAKARTA 26 PEBRUARI 2011.
di 12.27 0 komentar
HIZBUL QUR’AN
Assalamu’alaikum wr,wb…Segala puji bagi Allah Tuhanku dan Tuhan segala yang menjadi isi semesta ini. Yang mengumpulkan hati kita yang terserak dalam keindahan silaturahim. Semoga sholawat dan salam tetap dicurahkan kepada Junjungan kita Penutup para Nabi, pemilik Syafaat yang Utama, Pemilik rahasia Ketuhanan, Cahayanya cahaya, Tuanku dan Junjunganku Rasulullah Sayyidina Muhammad SAW putra Sayyidina Abdillah bin Abdul Mutholib. ‘Amma ba’du…..
Santri Kampus Wong Alus yang kami mulyakan…artikel panjang dibawah ini merupakan bacaan (wirid) nya para Ahlil Qur’an. Sebagian para sahabat kami menyebutnya Hizbul Qur’an dan sebagian lagi menyebutnya Qolbu Qur’an. Disebut demikian karena isi dari bacaan ini merupakan bagian dari surat ( ayat ) yang ada didalam Al-Qur’an Al-Kariim. Wirid ini mengandung 114 ayat Qur’an .Dimana didalam setiap surat diambillah satu ayat. Sahabat kami para Hafizh ( penghapal Qur’an ) menyebutkan berbagai faedah yang mereka dapatkan dari mengamalkan bacaan ini. Alangkah baiknya jika kitapun turut beramal seperti mereka. Dan mendapatkan faedahnya sebagai karunia Allah Yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang. Harapan kami semoga artikel ini bermanfaat bagimu dan kehidupanmu, dengan itu dapat membuatmu menjadi lebih dekat dengan Ar-Rahman. Jadikanlah Hizbul Qur’an ini sebagai wasilahmu dalam mendapatkan semua keinginan dan kebutuhan, dengan wushulnya doamu maka Qobul yang kau harapkan akan semakin dekat. Insya Allah !!
Maka dahuluilah pembacaan Hizbul Qur’an ini dengan pembacaan Fatehah. Selanjutnya bacalah dia dari awal hingga penghabisan. Dan tutuplah dengan doa apa saja yang kau inginkan.
Alfatehah bil-Qobuuli wa tamaami kulli suulin wa ma’muulin wa sholaahis-sya’ni dhohiron wa bathinan dafi’atan likulli syarrin jaalibatan likulli khoirin was-sholahi was-suruuri wa ilaa hadrotir rasuuli Sayyidina Muhammadin Sholallahu ‘alaihi wa sallama.Bisirril al-fatehah….1x
Bismillahir rahmaanir rahiim.
-
Maaliki yaumiddiin.Iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’iinu.
-
Shummun bukmun ‘umyun fahum laa yarji’uuna.
-
Qul in kuntum tuhibbuunallaha fattabi’uunii yuhbibkumullahu wa yaghfir lakum dzunuubakum wallahu ghofuurur-rohiim.
-
Man yuthi-‘ir rasuula faqod athoo’allaha wa man tawalla famaa arsalnaaka ‘alaihim hafiidhoon.
-
A’lamuu annallaha syadiidul iqoobi wa annallaha ghofurur rohiim.
-
Laa tudrikuhul abshooru wahuwa yudrikul abshoroo wahuwal lathiiful khobiiru.
-
Qoolaa robbanaa dholamnaa anfusanaa wa inlam taghfirlanaa watarhamnaa lanakuu nanna minal khosiriina.
-
Falam taqtuluuhum walakinnallaha qotalahum wamaa romayta idz romayta walakinnallaha romaa, waliyubliyal mukminiina minhu balaa-an hasanaan, innallaha samii’un ‘aliim.
-
Qullan yushiibanaa illa maa kataballahu lanaa huwa maulanaa, wa ‘alallahi falyatawakkalil mukminuuna.
-
Wa in yamsaskallahu bidhurrin falaa kaasyifa lahu illa huwa, wa in yuridka bi khoirin falaa rodda li fadhlihi yushiibu bihi man yasyaa-u min ‘ibaadihi, wahuwal ghofuurur rohiimu.
-
Walaqod arsalnaa muusaa bi-aayaatinaa wa sulthonin mubiin.
-
Idz qoola yuusufu li-abiihi yaa abati inni ro-aytu ahada ‘asyaro kaukabaan wasy-syamsa wal qomaro ro-aytuhum lii saajidiina.
-
Salaamun ‘alaikum bimaa shobartum fani’ma ‘uqbad-daari.
-
Robbanaa innaka ta’lamu maa nukhfii wa maa nu’linu wamaa yakhfaa ‘alallahi min syai-i fiil ardhi walaa fis-samaa-i. Alhamdulillahil ladzii wahaba lii ‘alal kibari ismaa’iila wa ishaaqo, inna robbii lasamii’ud-du’aa-i.
-
Nabbi’ ‘ibaadii anni anaal ghofuurur rohiimu.
-
Ilaahukum ilaahun waahidun falladziina laa yu’minuuna bil akhiroti qulubuhum munikrotun wahum mustakbiruuna.
-
Wayas-aluunaka ‘anir-ruuhi, Qulir-ruuhu min amri robbii wamaa uutiitum minal ‘ilmi illa qoliilan.
-
Almaalu wal banuuna dziinatul hayawaatid-dunyaa, wal baaqiyaatus-shoolihaatu khoirun ‘inda robbika tsawaban wa khoirun amalan.
-
Wadz-kurun fiil kitaabi idriisa innahu kaana shiddiiqoon nabiyyan. Wa rofa’naahu makaanaan ‘aliyyaan.
-
Qoola robbisy-rohlii shodrii. Wa yassir lii amrii.
-
Qulnaa yaa naaru kuuni bardaan wasalaaman.
-
Innallaha yudkhilul ladziina aamanuu wa ‘amilush-shoolihaati jannaatin tajrii min tahtihaal anhaaru, innallaha yaf’alu maa yuriidu.
-
Qoola robbi unshurnii bimaa kadz-dzabuuni.
-
Wa ‘adallahul ladziina aamanuu minkum wa ‘amiluus-shoolihaati la yastakh-lifannahum fiil ardhi kamaas takhlafal-ladziina min qoblihim walaa yumak-kinanna lahum diinahumul-ladzii artadhoo lahum wala yubaddi lannahum min ba’di khoufihim amnaan, ya’buduunanii laa yusy-rikuuna bii syaii-an, wa man kafaro ba’da dzaalika fa-uulaa-ika humul fasiquuna.
-
Walladziina yaquuluuna robbana hablanaa min azwaajinaa wa dzurriyyaatinaa qurrota a’yunin waj’alnaa lil muttaqiina imaamaan.
-
Fa-anjaynaahu waman ma’ahu fiil fulkil masyhuuni. Tsumma aghroqnaa ba’dul baaqiina. Inna fii dzaalika la-ayatan wamaa kaana aktsaruhum mukminiina.
-
Innahu min sulaimaana wa innahu Bismillahir rahmaanir rohiim. Alla ta’luu ‘alayya waktuunii muslimiina.
-
Walaa tad’u ma’allahi ilaahaan aakhoro laa ilaaha illa huwa, kullu syai-in haalikun illa wajhahu lahul hukmu wa ilaihi turja’uuna.
-
Qoola robbi unshurni ‘alal qoumil mufsidiina.
-
Walam yakul-lahum min syurokaa-ihim syufa’aa-u wa kaanuu bi syurokaa-ihim kafiriina.
-
Lillahi maa fiis-samaawaati wal ardhi, innallaha huwal ghonniyul hamiidu.
-
Walau taroo i-dzil mujrimuuna naakisuu ru-uusihim ‘inda robbihim robbanaa abshornaa wa sami’naa farji’naa na’mal shoolihaan inna muuqinuuna.
-
Wa tawakkal ‘alallahi, wa kafaa billahi wakiilan.
-
Walaqod aataynaa dawuuda minna fadhlaan, yaajibaalu awwibbii ma’ahu wathoiro, wa alannaa lahul hadiida. Ani’mal saabighootin wa qoddir fis-sardi, wa’maluu shoolihan inni bimaa ta’maluuna bashiirun.
-
Innallaha ‘alimu ghoibis-samaawaati wal ardhi innahu ‘alimun bi dzatish-shuduuri.
-
Salaamun qoulam mir-robbir rohiimin.
-
Subhaanallahi ‘ammaa yashifuuna.
-
Fasajadal malaa-ikatu kulluhum ajma’uuna.
-
Allahu khooliqu kulli syai-in, wahuwa ‘alaa kulli syai-in wakiilun.
-
Walaqod arsalnaa muusaa bi-aayaatinaa wa sulthoonin mubiinin.
-
Waman ahsanu qoulam mimman da’aa ilallahi wa ‘amila shoolihaan wa qoola innani minal muslimiina.
-
Allahu lathifun bi’ibaadihi yarzuqu man yasyaa-u, wahuwal qowiyyul ‘aziizu.
-
Adkhuluul jannata antum wa ajwaa-jukum tuhbaruuna.
-
Rahmatan mir-robbika innahu huwas-samii’ul ‘aliimu.
-
Hadzaa hudaan wal-ladziina kafaruu bi-aayaati robbihim lahum ‘adzaabun(m) mir-rijdzin aliimun.
-
Awalam yarau annallahal-ladzii kholaqos-samaawaati wal ardho walam ya’yaa bi-kholqihinna bi qoodirin ‘alaa an yuhyiyal mautaa, balaa innahu ‘alaa kulli syaii-in qodiirun.
-
innamaal hayaatud dunyaa la’ibun walahwun wa in tu’minuu watat-taquu yuktikum ujurokum walaa yas-alkum amwaalakum.
-
Innal-Ladziina yubaa yi’uunaka innamaa yubaa yi’uunallaha yadullahi fauqo aidiihim, faman nakatsa fa-innamaa yankutsu ‘ala nafsihi, waman aufaa bimaa ‘aahada ‘alaihullaha fasayu’tiihi ajroon ‘adhiimaan.
-
Innal-Ladziina yunaaduunaka min waroo-il hujurooti aktsaruhum laa ya’qiluuna.
-
Man khosyiyar-rohmaana bil ghoibi wajaa-a bi qolbin(m) muniibin.
-
Wamaa kholaqtul jinna wal insa illa liya’buduuni.
-
Qul tarobbashuu faa inni ma’akum minal mutarobbishiina.
-
Wa qouma Nuuhin(m) min qoblu, innahum kaanuuhum adhlama wa athghoo.
-
Fafatahnaa abwaabas-samaa-i bimaa-in(m) munhamirin.
-
Kullu man ‘alaihaa faanin. Wa yabqoo wajhu robbika dzuul-jalaali wal ikroomi.
-
Farauhun wa roihaanun wa jannatu na’iimin.
-
Wa maghfirootun(m) minallahi wa ridhwaanun, wamaal hayaatud-dunyaa illa mataa’ul ghuruuri.
-
A’addallahu lahum ‘adzaaban syadiidan, innahum saa-a maakaanuu ya’maluuna.
-
Walladziina jaa-uu min(m) ba’dihim yaquuluuna robbanaagh-firlanaa wali-ikhwaaninaal-ladziina sabaquunaa bil-iimaani walaa taj’al fii quluubinaa ghilaan(l) lil-ladziina aamanuu robbanaa innaka ro-uufur rohiimun.
-
Robbanaa laa taj’alnaa fitnatan(l) lil-ladziina kafaruu waghfirlanaa robbanaa, Innaka antal ‘azizul hakiimun.
-
Yaa ayyuhal-ladziina aamanuu hal adullukum ‘alaa tajiirotin tunjiikum min ‘adzaabin aliimin.
-
Yaa ayyuhaal ladziina aamanuu idzaa nuudiya lish-sholaati min yaumil jum’ati faas’au ilaa dzikrillahi wa dzaruul bai’a. Dzaalikum khoirul-lakum in kuntum ta’lamuuna.
-
Sawaa-un ‘alaihim astagh-farta lahum amlam tastaghfir lahum lan yaghfirollahu lahum, Innaallaha laa yamdil qoumal faasiiqiina.
-
Allahu laa ilaaha illa huwa, wa ‘alallahi fal-yatawakkalil mukminuuna.
-
Fadzaa qot wabaala amrihaa wa kaana ‘aaqibatu amrihaa khusroon.
-
In tatuubaa ilallahi faqod shoghot quluu bukumaa, wa in ta dhooharoo ‘alaihi fa innallaha huwa maulahu wa jibriilu wa shoolihul mukminiina, wal malaa-ikatu ba’da dzalika dhohiirun.
-
Qooluu balaa qod jaa-anaa nadziirun.
-
Inna lil-muttaqiina ‘inda robbihim jannaatin na’iimi.
-
Fa idzaa nufikho fish-shuuri nafkhotun waahidatun.
-
Innal insaana khuliqo haluu’aan.
-
Yursilis-samaa-a ‘alaikum midrooroon.
-
Qul inni laa amliku lakum dhorroon walaa rosyadaan.
-
Wadhrib ‘alaa maa yaquuluuna wahjurhum hajroon jamiilaan.
-
Wamah-hadtu lahu tamhiidaan.
-
Wujuuhun yauma-idzin-naadhirotun. Ilaa robbihaa naadhirotun.
-
Wa yathuufu ‘alaihim wildaanun(m) mukhol-laduuna idzaa roaitahum hasibtahum lu’lu-an(m) mantsuuroon.
-
Alam nakhluq-kum mimmaa-in(m) mahiinin.
-
Jadzaa am-minar robbika ‘athoo-an hisaabaan.
-
Wa ammaa man khoofa maqooma robbihi wanahaan nafsaa ‘anil hawaa.
-
Min ayyii syaii-in kholaqohu. Min nuthfatan kholaqohu faqoddarohu.
-
In huwa illa dzikrul-lil ‘aalamiina.
-
Yaa ayyuhal insaanu maa ghorroka birobbikal kariimi.
-
‘Ainaan yasyrobu bimaal muqorrobuuna.
-
Innahu dhonna an(l) lan yahuuro. Balaa inna robbahu kaana bihi bashiiroon.
-
Fa’aalul limaa yuriidu.
-
Yakhruju min(m) bainis-shulbi wattaroo-ibi.
-
Wa dzakarosma robbihi fashollaa.
-
Wa ilal jibaali kaifa nushibat.
-
Wajaa-a robbuka wal malaku shoffaan shoffaan.
-
Wahadainaahun-najdaini.
-
Faqoolalahum rasulullahi naaqotallahi wasuqyaahaa.
-
Wamaa yughnii ‘anhu maaluhu idzaa taroddaa.
-
Wawajadaka ‘aa-ilan fa-aghnaa.
-
Warofa’naa laka dzikroka.
-
Tsumma rodadnaahu asfala saafiliina.
-
Alam ya’alam bi-annallaha yaroo.
-
Khoirun(m) min alfi syahrin. Tanadz-dzalul malaa-ikatuh war-ruuhu fiihaa.
-
Wamaa umiruu illa liya’buduullaha mukhlishiina lahud-diina.
-
Asytaa-taan(l) liyurou a’maalahum.
-
Wa innahu lihubbil khoiri lasyadiidu.
-
Faa-ammaa man tsaqulat mawaadziinuhu. Fahuwa fii ‘iitsatir-roodhiyah.
-
Kalla saufa ta’lamuuna.
-
Watawaa shou-bish-shobri.
-
Wamaa adrooka maal huthomah.
-
Wa arsala ‘alaihim thoiroon abaabiila.
-
Alladzii ath’amahum min juu’in.
-
Fawailul-lil musholliina. Alladziina hum ‘an sholaatihim saahuuna.
-
Fasholli lirobbika wanhar.
-
Walaa antum ‘aabiduuna.
-
Yadkhuluuna fii diinillahi afwaajaan.
-
Sayashlaa naaroon dzaata lahabin.
-
Allahus-shomadu.
-
Min syarri ghoosiqin idzaa waqob.
-
Ilaahinnaasi.
Bil Qobul al-fatehah……. (tutup dengan surah Al-fatehah dan selanjutnya doa & pintalah hajatmu).
Ma’nanya ( Artinya ) :
-
Yang menguasai di hari pembalasan.Hanya Engkaulah Yang Kami Sembah, Dan Hanya Kepada Engkaulah Kami Meminta Pertolongan.
-
Mereka tuli, bisu dan buta, Maka tidaklah mereka akan kembali (ke jalan yang benar).
-
Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah Aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
-
Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, Sesungguhnya ia telah mentaati Allah. dan Barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu), Maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka.
-
Ketahuilah, bahwa Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya dan bahwa Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
-
Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala yang kelihatan; dan Dialah yang Maha Halus lagi Maha mengetahui.
-
keduanya berkata: “Ya Tuhan Kami, Kami telah Menganiaya diri Kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni Kami dan memberi rahmat kepada Kami, niscaya pastilah Kami Termasuk orang-orang yang merugi.
-
Maka (yang sebenarnya) bukan kamu yang membunuh mereka, akan tetapi Allahlah yang membunuh mereka, dan bukan kamu yang melempar ketika kamu melempar, tetapi Allah-lah yang melempar. (Allah berbuat demikian untuk membinasakan mereka) dan untuk memberi kemenangan kepada orang-orang mukmin, dengan kemenangan yang baik. Sesungguhnya Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.
-
Katakanlah: “Sekali-kali tidak akan menimpa Kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah untuk kami. Dialah pelindung Kami, dan hanya kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakal.”
-
Jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, Maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, Maka tak ada yang dapat menolak kurnianya. Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
-
Dan Sesungguhnya Kami telah mengutus Musa dengan tanda-tanda (kekuasaan) Kami dan mukjizat yang nyata,
-
(ingatlah), ketika Yusuf berkata kepada ayahnya: “Wahai ayahku, Sesungguhnya aku bermimpi melihat sebelas bintang, matahari dan bulan; kulihat semuanya sujud kepadaku.”
-
(sambil mengucapkan): “Salamun ‘alaikum bima shabartum”. Maka Alangkah baiknya tempat kesudahan itu.
-
Ya Tuhan Kami, Sesungguhnya Engkau mengetahui apa yang Kami sembunyikan dan apa yang Kami lahirkan; dan tidak ada sesuatupun yang tersembunyi bagi Allah, baik yang ada di bumi maupun yang ada di langit.segala puji bagi Allah yang telah menganugerahkan kepadaku di hari tua (ku) Ismail dan Ishaq. Sesungguhnya Tuhanku, benar-benar Maha mendengar (memperkenankan) doa.
-
Kabarkanlah kepada hamba-hamba-Ku, bahwa Sesungguhnya Aku-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
-
Tuhan kamu adalah Tuhan yang Maha Esa. Maka orang-orang yang tidak beriman kepada akhirat, hati mereka mengingkari (keesaaan Allah), sedangkan mereka sendiri adalah orang-orang yang sombong.
-
Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: “roh itu termasuk urusan tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit”.
-
Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.
-
Dan Ceritakanlah (Hai Muhammad Kepada Mereka, Kisah) Idris (Yang Tersebut) Di Dalam Al Quran. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan dan seorang Nabi.Dan Kami Telah Mengangkatnya Ke Martabat Yang Tinggi.
-
Berkata Musa: “Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku.
-
Kami berfirman: “Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah .”
-
Sesungguhnya Allah memasukkan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh ke dalam surga-surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai. Sesungguhnya Allah berbuat apa yang Dia kehendaki.
-
Nuh berdoa: “Ya Tuhanku, tolonglah aku, karena mereka mendustakan aku.”
-
Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh- sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan aku. Dan Barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, Maka mereka Itulah orang-orang yang fasik.
-
Dan orang orang yang berkata: “Ya Tuhan Kami, anugrahkanlah kepada Kami isteri-isteri Kami dan keturunan Kami sebagai penyenang hati (Kami), dan Jadikanlah Kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.
-
Maka Kami selamatkan Nuh dan orang-orang yang besertanya di dalam kapal yang penuh muatan.Kemudian sesudah itu Kami tenggelamkan orang-orang yang tinggal. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kekuasaan Allah), tetapi kebanyakan mereka tidak beriman.
-
Sesungguhnya surat itu, dari SuIaiman dan Sesungguhnya (isi)nya: “Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.Bahwa janganlah kamu sekalian Berlaku sombong terhadapku dan datanglah kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri”.
-
Janganlah kamu sembah di samping (menyembah) Allah, Tuhan apapun yang lain. Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. Bagi-Nyalah segala penentuan, dan hanya kepada-Nyalah kamu dikembalikan.
-
Luth berdoa: “Ya Tuhanku, tolonglah aku (dengan menimpakan azab) atas kaum yang berbuat kerusakan itu”.
-
Dan sekali-kali tidak ada pemberi syafa’at bagi mereka dari berhala-berhala mereka dan adalah mereka mengingkari berhala mereka itu.
-
Kepunyaan Allah-lah apa yang di langit dan yang di bumi. Sesungguhnya Allah Dia-lah yang Maha Kaya lagi Maha Terpuji.
-
Dan ( alangkah ngerinya ) jika Sekiranya kamu melihat mereka ketika orang-orang yang berdosa itu menundukkan kepalanya di hadapan Tuhannya, (mereka berkata): “Ya Tuhan Kami, Kami telah melihat dan mendengar, Maka kembalikanlah Kami (ke dunia), Kami akan mengerjakan amal saleh, Sesungguhnya Kami adalah orang-orang yang yakin.”
-
Dan bertawakkallah kepada Allah. Dan cukuplah Allah sebagai Pemelihara.
-
Dan sesungguhnya telah kami berikan kepada daud karunia dari kami. (kami berfirman): “hai gunung-gunung dan burung-burung, bertasbihlah berulang-ulang bersama daud”, dan kami telah melunakkan besi untuknya, (yaitu) buatlah baju besi yang besar-besar dan ukurlah anyamannya; dan kerjakanlah amalan yang saleh. Sesungguhnya aku melihat apa yang kamu kerjakan.
-
Sesungguhnya Allah mengetahui yang tersembunyi di langit dan di bumi. Sesungguhnya Dia Maha mengetahui segala isi hati.
-
(kepada mereka dikatakan): “Salam”, sebagai Ucapan selamat dari Tuhan yang Maha Penyayang.
-
Maha suci Allah dari apa yang mereka sifatkan.
-
Lalu Seluruh Malaikat-Malaikat Itu Bersujud Semuanya.
-
Allah menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala sesuatu.
-
Dan Sesungguhnya telah Kami utus Musa dengan membawa ayat-ayat Kami dan keterangan yang nyata,
-
Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: “Sesungguhnya aku Termasuk orang-orang yang menyerah diri?”
-
Allah Maha lembut terhadap hamba-hamba-Nya; Dia memberi rezki kepada yang di kehendaki-Nya dan Dialah yang Maha kuat lagi Maha Perkasa.
-
Masuklah kamu ke dalam surga, kamu dan isteri-isteri kamu digembirakan”.
-
Sebagai rahmat dari Tuhanmu. Sesungguhnya Dialah yang Maha mendengar lagi Maha mengetahui.
-
Ini (Al Quran) adalah petunjuk. Dan orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Tuhannya bagi mereka azab Yaitu siksaan yang sangat pedih.
-
Dan Apakah mereka tidak memperhatikan bahwa Sesungguhnya Allah yang menciptakan langit dan bumi dan Dia tidak merasa payah karena menciptakannya, Kuasa menghidupkan orang-orang mati? Ya (bahkan) Sesungguhnya Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.
-
Sesungguhnya kehidupan dunia hanyalah permainan dan senda gurau.
-
Bahwasanya orang-orang yang berjanji setia kepada kamu Sesungguhnya mereka berjanji setia kepada Allah. Tangan Allah di atas tangan mereka, Maka Barangsiapa yang melanggar janjinya niscaya akibat ia melanggar janji itu akan menimpa dirinya sendiri dan Barangsiapa menepati janjinya kepada Allah Maka Allah akan memberinya pahala yang besar.
-
Sesungguhnya orang-orang yang memanggil kamu dari luar kamar(mu) kebanyakan mereka tidak mengerti.
-
(yaitu) orang yang takut kepada Tuhan yang Maha Pemurah sedang Dia tidak kelihatan (olehnya) dan Dia datang dengan hati yang bertaubat,
-
dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.
-
Katakanlah: “Tunggulah, Maka Sesungguhnya akupun Termasuk orang yang menunggu (pula) bersama kamu”.
-
dan kaum Nuh sebelum itu. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang paling zalim dan paling durhaka,
-
Maka Kami bukakan pintu-pintu langit dengan (menurunkan) air yang tercurah.
-
semua yang ada di bumi itu akan binasa.dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan.
-
Maka Dia memperoleh ketenteraman dan rezki serta jannah kenikmatan.
-
ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.
-
Allah telah menyediakan bagi mereka azab yang sangat keras, Sesungguhnya Amat buruklah apa yang telah mereka kerjakan.
-
dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshor), mereka berdoa: “Ya Rabb Kami, beri ampunlah Kami dan saudara-saudara Kami yang telah beriman lebih dulu dari Kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati Kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Rabb Kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang.”
-
“Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau jadikan Kami (sasaran) fitnah bagi orang-orang kafir. dan ampunilah Kami Ya Tuhan kami. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”.
-
Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih?
-
Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum’at, Maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.
-
sama saja bagi mereka, kamu mintakan ampunan atau tidak kamu mintakan ampunan bagi mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.
-
(Dia-lah) Allah tidak ada Tuhan selain Dia. dan hendaklah orang-orang mukmin bertawakkal kepada Allah saja.
-
Maka mereka merasakan akibat yang buruk dari perbuatannya, dan adalah akibat perbuatan mereka kerugian yang besar.
-
jika kamu berdua bertaubat kepada Allah, Maka Sesungguhnya hati kamu berdua telah condong (untuk menerima kebaikan); dan jika kamu berdua bantu-membantu menyusahkan Nabi, Maka Sesungguhnya Allah adalah Pelindungnya dan (begitu pula) Jibril dan orang-orang mukmin yang baik; dan selain dari itu malaikat-malaikat adalah penolongnya pula.
-
mereka menjawab: “Benar ada”, Sesungguhnya telah datang kepada Kami seorang pemberi peringatan.
-
Sesungguhnya bagi orang-orang yang bertakwa (disediakan) syurga-syurga yang penuh kenikmatan di sisi Tuhannya.
-
Maka apabila sangkakala ditiup sekali tiup.
-
Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir.
-
niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat.
-
Katakanlah: “Sesungguhnya aku tidak Kuasa mendatangkan sesuatu kemudharatanpun kepadamu dan tidak (pula) suatu kemanfaatan”.
-
dan bersabarlah terhadap apa yang mereka ucapkan dan jauhilah mereka dengan cara yang baik.
-
dan Ku lapangkan baginya (rezki dan kekuasaan) dengan selapang-lapangnya.
-
Wajah-wajah (orang-orang mukmin) pada hari itu berseri-seri.kepada Tuhannyalah mereka melihat.
-
dan mereka dikelilingi oleh pelayan-pelayan muda yang tetap muda. apabila kamu melihat mereka, kamu akan mengira mereka, mutiara yang bertaburan.
-
Bukankah Kami menciptakan kamu dari air yang hina?
-
sebagai pembalasan dari Tuhanmu dan pemberian yang cukup banyak,
-
dan Adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya.
-
dari Apakah Allah menciptakannya? dari setetes mani, Allah menciptakannya lalu menentukannya.
-
Al Qur’aan itu tiada lain hanyalah peringatan bagi semesta alam.
-
Hai manusia, Apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu yang Maha Pemurah.
-
(yaitu) mata air yang minum daripadanya orang-orang yang didekatkan kepada Allah.
-
Sesungguhnya Dia menyangka bahwa Dia sekali-kali tidak akan kembali (kepada Tuhannya).(Bukan demikian), yang benar, Sesungguhnya Tuhannya selalu melihatnya.
-
Maha Kuasa berbuat apa yang dikehendaki-Nya.
-
yang keluar dari antara tulang sulbi laki-laki dan tulang dada perempuan.
-
dan Dia ingat nama Tuhannya, lalu Dia sembahyang.
-
dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan?
-
dan datanglah Tuhanmu; sedang Malaikat berbaris-baris.
-
dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan.
-
lalu Rasul Allah (Saleh) berkata kepada mereka: (“Biarkanlah) unta betina Allah dan minumannya”.
-
dan hartanya tidak bermanfaat baginya apabila ia telah binasa.
-
dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan.
-
dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu.
-
kemudian Kami kembalikan Dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka).
-
tidaklah Dia mengetahui bahwa Sesungguhnya Allah melihat segala perbuatannya?
-
Kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril.
-
Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama.
-
dalam Keadaan bermacam-macam, supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka,
-
dan Sesungguhnya Dia sangat bakhil karena cintanya kepada harta.
-
dan Adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikan)nya,Maka Dia berada dalam kehidupan yang memuaskan.
-
janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu).
-
dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran.
-
dan tahukah kamu apa Huthamah itu?
-
Dan Dia mengirimkan kapada mereka burung yang berbondong-bondong.
-
Yang Telah Memberi Makanan Kepada Mereka Untuk Menghilangkan Lapar.
-
Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat.(yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya.
-
Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah.
-
Dan Kamu Tidak Pernah (Pula) Menjadi Penyembah
-
Masuk agama Allah dengan berbondong-bondong.
-
Kelak Dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak.
-
Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.
-
Dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita.
-
Sembahan manusia.
Catatan :
Bacalah dia kapan saja kau sempat, diwaktu dan disaat kau lapang, atau saat kau berhajat, atau saat kau dirundung kesusahan. Didalam perjalananmu atau saat kau bermuqim ditempat yang kau khawatirkan keadaannya. Sertakanlah kami didalam doamu. Barakalloh fikum…
Wabillahit-taufiq wal hidayah wassalamu’alaikum wr wb.
=== Tammat Hizbul Qur’an ===
di 12.23 0 komentar















